menyayat cinta

Habiburahman memberikan dongeng indah lewat novelnya Ayat-ayat Cinta.Terlalu indah bahkan. Keindahannya itu sampai membuatku berfikir, mungkinkah dongengnya itu bisa benar-banar terjadi di jagad fana ini?
Fikri, sang lakon dalam dongeng itu, tipologi pemuda salaf yang sempurna, tanpa cacat. Aisha, the fallen angel, cantik, sholehah, kaya raya….,mimpi setiap “aku”. Sangat wajar kalau diceritakan bahwa Fikri mendapatkan Aisha sebagai istrinya, atau kebalikannya, Aisha mendapatkan Fikri, karena janjiNYA : “wanita sholehah hanya untuk laki-laki sholeh dan begitu juga laki-laki sholeh hanya untuk wanita sholehah”, jika dan hanya jika.
Lantas aku?
Aku terpaksa mengubur mimpi untuk mendapatkan wanita seperti aisha itu dalam-dalam, paling tidak sampai aku bisa berubah..
Pendosa seperti aku memang tidak apantas mendapatkan zukhruffidunya, partner hidup seindah itu…
Mungkin gambarannya begini:

Fikri
· Master di Al Azhar
· Hafidz Qur’an
· Berguru langsung pada Syekh-syekh yang mungkin juga tabi’I tabi’in
· Sangat peduli masalah sosial
· Tak pernah menyentuh wanita yang bukan muhrimnya
Sandhy
· Cuma kuliah S-2 di Djogja
· Cuma hafal beberapa ayat pendek, tajwidnya pun acak-acakan
· Berguru pada buku(rangga warsita, Rumi, At-tar, Marx, Soekarno…)
· Hanya sedikit peduli pada proletar
· Tidak merasa berdosa bersentuhan dengan wanita

Fikri adalah muslim, ulama ideal, sementara aku adalah bajingan tanggung. Kalo fikri mendapat karunia the fallen angel, entah aku bakal dapat apa….., the fallen devil kali..
Ya, novel itu membuat aku menertawakan diriku sendiri, membangunkanku dari mimpi-mimpi itu…
Aku bahkan menjadi tidak berani berkenalan dengan Mila, yang kata mas Eka : “she is suitable for you, fits you, cantik, smart, come from a good family and a good moslem”. Dan memang iya, I have checked her @ her frindster account, and wow, she is beyond my reach…
Padahal hari minggu kemaren, mas Eka sms aku, ngasih nomor ponsel Mila dan minta aku menghubungi dia. Well, I have no guts to do such thing…, not yet.
Padahal pertama kali aku dikasih liat fotonya, aku sempat berfikir that she is could be the one I looking for..
Tapi, dongeng Habiburrahman el shiraj itu benar-benar mengacak-acak segalanya.mengingatkan ku kalau aku sebenarnya Cuma seonggok daging dengan sedikit akal dan segunung egoisme, yang mengaku islam, tapi shalatnya masih bolong-bolong, puasanya Cuma menunda makan dan minum, dan segala keburukan yang lain..
Membuatku harus mencoret semua wanita baik-baik itu dari “daftar wanita yang berpotensi menjadi pendamping hidupku”, karena the sinner like me tidak pantas buat mahluk suci seperti mereka.
Jadi, wanita macam apa yang layak aku dapatkan?
Kalau dilakukan scorring (0-10), dan dalam hal kualitas diri, fikri (sebagai benchmark) aku beri nilai 10 maka mungkin nilaiku hanya 2. fikri mendapatkan Aisha yang juga bernilai 10, maka logikanya aku akan mendapatkan wanita bernilai 2.. mungkin aku bisa mendapatkan wanita yang kecantikannya bernilai 10, tetapi hatinya (-)8. Wanita cantik yang sangat jahat….,gawat euy!
Satu-satunya cara untuk menghindari itu, aku harus menaikkan kualitas diriku, paling tidak sampai bernilai 6. karena tampang fisikku yang amburadul, yang paling banter bernilai 5 (itupun kudu ke salon, facial, make-up abis-abisan) maka nilai jiwaku harus minimal 7 biar rata-ratanya bisa 6.
Nah, kalau nilaiku bisa mencapai paling tidak 60% dari nilai fikri itu, baru aku bisa berharap untuk mendapatkan partner in this drama of life yang nilainya juga 60% dari aisha.

Sang hyang jagad pratingkah seperti aku, mungkinkah?

1 comments:

  cillyartha

11 October 2009 at 21:04

emang c kang wanita baik" to laki' baik...menurutku itu merupak penyemengat buat hambanya untuk bisa menjadi lebih baik ^_^
karena Allah juga tidak pernah berfirman bahwa laki" yg tidak baik tidak berhak mendapatkan wanita baik"
Allah selalu memberi kesempatan kepada hambanya karena Allah punya sifat ar-rohma ar-rohim ^_^ keep fight