Lonely holyday..

Pulang.., nggak..., Pulang.., nggak..., Pulang.., nggak... Pulang.., nggak..., Pulang.., nggak...pulang, nggak pulang.. thats it. Itu pilihan ku. Tetap di Tanjung Karang diliburan idul Adha. Hari raya.. [raya? Apa yg aku rayakan coba...??].

Untuk mencegah “mati gawe”, hari sabtunya aku belanja buku, sendiri. Hasilnya: maryamah karpov, dslr for dummy, sunan kalijaga, cIA apaan gtu..(yang menurut berita, memuat dokumen bahwa adam malik adalah agen Cia), dan bencana finansial.
Baru satu yang dah aku baca, yang terakhir. Isinya tak semegah judulnya, lebih banyak bicara tentang teori-teori ekonomi yang sekarang digunakan. Dari klasik, keynesian, neo klasik, neo[post] keynesian, regulation,dan konvensi.. 3 yang pertama banyak bicara menggunakan model2 matematika. Begitu populernya model2 matematika ini, sampai menjadi seperti mazhab. Walrasian atau cambridgian (karena didukung dan dikembangkan oleh leon walrass dan diamini di cambridge university). Banyak juga kampus lain yang bermazhab ini, termasuk mep ugm, almamaterku. Penganut mazhab ini cenderung untuk menolak segala riset ekonomi tanpa angka.minimal model statistik, diutamakan model ekonometrika.
2 yang terakhir lebih berdasar pada teori-teori sosial. Dan teori ini yang aku setujui. Karena, dalam tataran realita, ekonomi tak bisa lepas dari ranah sosial. Perilaku ekonomi adalah perilaku makhluk sosial, bukan perilaku mesin yang begitu deterministik. Jd, menjelaskan kondisi ekonomi menggunakan model-model matematika, buatku terlalu naif, terlalu menyederhanakan masalah. Dan model walrassian ini, sepanjang yang aku ingat sampai saat ini, tak pernah memasukkan variabel kondisi sosial dimana model itu diterapkan [mungkin karena begitu rumitnya memodelkan perilaku manusia dalam digit binner].
Model lain yang buatku menarik adalah theory chaos [yang sebenarnya juga dikembangkan menggunakan konsep fisika, fraktal]. Teori ini buatku lebih masuk akal dan dapat mengakomodasikan perilaku para agen ekonomi yang terlibat di pasar. Balance sheet effect yang banyak disebut sebagai teory terbaik dalam mendeskripsikan terjadinya krisis ekonomi dunia, begitu jelas dibangun dengan logika chaos, the butterfly effect.
Yang terjadi adalah transfer masalah dari neraca pelaku ekonomi tunggal, yang menurut klasifikasi teori ekonomi masuk dalam ranah ekonomi mikro, ke neraca ekonomi negara atau regional, makro.
Demikian pula di bidang finansial, terkait dengan saham dan uang sebagai alat transaksi. Begitu jelas bahwa nilai tukar dari uang ditentukan oleh konvensi mayoritas pemilik uang. Dan pemilik uang dalam level terakhir adalah manusia sebagai mahluk sosial, dengan egonya, dengan moodnya. Kadang berperilaku rasional kadang irasional. Dan dalam kondisi panik, perilaku irasional lah yang lebih sering berperan. Hasilnya, saat muncul isu irasional tentang kondisi politik misalnya, lalu ada beberapa spekulan mulai menggoreng nilai tukar, pelaku yang lain menjadi terbawa untuk ikut beraksi. Saat ada satu, dua, beberapa broker mulai menjual suatu saham, broker-broker yang lain segera mengikuti, jual, hingga terjadi chaos. Hasilnya harga saham terjun bebas, walaupun fundamental perusahaan begitu baik.
Ahh, bukan ini yang sebenarnya akan aku bicarakan. Ini cerita tentang lebaran. Cerita tentang betapa sepinya berlebaran disini. Begitu membekukan rasa, sampai aku membaca kembali ‘catatan seorang demonstran’. Dan aku, aku seperti membaca hatiku sendiri. Membaca jejak langkahku, idealismeku sendiri. Tidak identik memang, namun dalam banyak hal begitu mirip. Saat gie berkata, ‘beruntunglah orang yang masih dapat menangis karena sedih, tangisku mungkin hanya pada saat aku marah’, aku seperti menyampaikan isi hatiku sendiri. Bukan hanya sekali aku menyatakan hal itu, bahwa tangis sedihku mungkin sudah habis...
Dan sebenarnya, walaupun sejak masa2 kuliah aku telah memiliki buku itu, aku tak pernah berniat membacanya. Aku justru memberikannya kepada temanku. Alasanku saat itu adalah karena aku tak mau hidup dalam bayang-bayang gie, tak mau menokohkan dia, karena dengan aku menokohkan dia, aku akan merasa puas saat aku sudah menyamai prestasinya. Aku ingin lebih dari dia, aku ingin memiliki idealismeku sendiri. Dan yang terjadi justru ternyata perjuanganku masih jauh dibawahnya[walopun dalam beberapa hal aku lebih baik dari dia, dalam hal ‘sobo alas’ misalnya, aku sudah sampai rinjani, dia baru sampai semeru, mati lg]. Dalam banyak hal yang lain agak mirip, aku jg pernah terlibat dalam aksi-aksi demo[yang kemudian membuat suharto terpaksa turun takhta]. Tidak secara langsung memang, namun saat itu, peresiden mahasiswa ugm adalah kawanku, dan kami sering berdiskusi soal-soal politik. beberapa ideku jelas dilaksanakan oleh kawanku itu. Selain itu , di semarang, aku juga punya kontak-kontak aktifis di undip[yang ini teman2 SMA dan SMPku dulu, kami sering berkonsolidasi di kampung]. Sebenarnya, saat itu aku sangat ingin mengaktualisasikan hasrat politis dan idealismeku dengan aktif di BEM, dan organisasi yg lain. Batasan ekonomilah yang memaksaku tak dapat terjun terlalu dalam. Jujur, aktivitas seperti itu tak bisa memberiku uang, yang saat itu begitu aku butuhkan untuk hidup, dan menyelesaikan kuliah. Aku lebih memilih untuk berjualan sepatu dan menjadi asisten mandor di suatu pemborong kecil, dalam suatu pekerjaan membangun rumah. Demi sesuap nasi...
Ideologi dia juga ternyata tak jauh berbeda denganku.
Yang jauh berbeda, adalah bahwa dia mengenal tokoh2 pemerintahan pada masanya, aku sama-sekali tidak. Dia seorang jurnalis yang populer, aku sangat malas menulis...
Nah lo, kok jadi mbanding-bandingin???..., aku adalah aku dengan segala kurang dan lebihku, dengan segala kegilaanku.
Apakah selalu seperti itu? Terlahir proletar, membangun idealisme, menyukai kaindahan alam, gunung, hutan, pantai, jauh dari wanita, terasing. Seperti aku dulu dan masih.

The bare eyes, the killing one...

Kata orang, mata adalah jendela hati. Buatku mata bukan sekedar jendela. Mata adalah the main entrance of any being’s heart. Aku bisa mengenali karakter seseorang hanya dari tatapan matanya. Dan sayangnya, insting ini cenderung lebih bekerja dengan baik saat aku berhadapan dengan wanita. Dengan kata lain, lebih mudah bagiku untuk mengenali karakter wanita daripada pria. Cukup sepersekian detik bertatap mata, aku dapat segera menyimpulkan bagaimana aku harus bersikap selanjutnya. Dari sekedar jaga jarak, menutup diri, terbuka, terus terang, menjadi diriku atau bahkan menjadi orang lain.
Dan siang itu aku mengalaminya. Mengalami kondisi bertatap mata sepintas. Sambil lalu, namun akan sulit terlupa, karena ada api, ada pedang di tatapan matanya. Dan api dimata seorang wanita, buatku bukan hal yang menyenangkan. Sebagai mahluk dengan elemen air dan tanah yang dominan, secara default, tanpa sadar aku kan selalu menganggap tatapan api sebagai ancaman. Hanya ada dua kemungkinan yang bisa aku pilih, melawannya, memadamkan api itu atau meninggalkannya. Dan siang itu aku memilih yang kedua.

Cruel intentions or its complicated™

Kenapa mesti selalu rasa itu yang muncul..., entah sudah berapa kali aku memberi ucapan selamat berbahagia kepada seseorang sementara hatiku tersayat..pedih.
Jadi sedih deh... :-(
Kenapa kadang aku jadi sangat peragu, memilih untuk tidak membuat keputusan atau membiarkan segalanya terjadi tanpa campur tangan ku disaat ada orang yang sangat mengharapkan agar aku mengambil sikap. Saat apapun keputusanku dapat mengubah jalan hidup orang lain...
Dan saat aku ragu, aku membiarkan saja segalanya, by their default. Dan sialnya, sesal itu tak pernah ada. Walaupun luka hatiku sempat tergarami, namun aku tetap saja mengulangi hal itu..
Ah,semoga kegilaanku ini hanya melukai hatiku sendiri saja, tidak hati mereka, bukan hati mereka..

When the truth n fiction collide.., when i n me mixed alltogether..this is the story.

To day: 4 ibu-ibu muda yang lugu, temen kantor, sok jadi makcomblang, mo ngenalin aku ma seorang wanita (atw 3 orang?, karena 3 dari 4 ibu itu siap dengan 1 calon yang didukungnya).
Ibu A mo ngenalin aku ma pegawai bank, ibu B langsung protes. Jangan ma pegawai bank, yang laen aja. Tapi ini cantik, baik lagi.. kata ibu A sambil menyebut sebuah nama. Ibu C langsung menyahut, si cantik yang di BRI itu? Nggak, jangan gak terima Gw kalo bejo jadian ma dia. Dia tu gini-gitu dll, gw tau dia..mendingan temen gw, walopun nganggur tapi ketauan baiknya, paling nggak, sholat ma puasanya gak lepas. lhah, kok malah jadi ibu c ini ngomel2?? Bikin aku bengong kayak orang kesambet.. liat nih fotonya... udah, tar hari sabtu gw ajak dia ke kantor, tar lo liat aja dulu, kalo emang gak sreg, ya udah, tapi kalo tertarik bilang ajah ke gw, tar gw knalin...nah lo, jadi kayak agen gni.., ataw dealler ataw...maminya??:)
But, i said no. I already have someone. Its all bout time. Kemudian, akhirnya cerita berlanjut dengan mereka nasihatin aku gimana milih istri yang baik, mengomentari kondisi hubungan ku dengan nya kini, menyarankan apa yang menurut mereka baik buat aku. Gosh, jadi terharu... betapa mereka perhatian banget ma aku, walau pun dalam hati sempat setan dalam diriku tersenyum dan mencibir: alah bu, kalian tu kata orang jawa nguyahi segoro.. tapi bersitan itu segera hilang melihat ketulusan mereka. 2 jam aku diceramahin mereka, ibu-ibu yang baru punya anak balita.
And, the story not yet end. Barusan salah satu dari ibu-ibu itu sms aku, nyaranin aku untuk sholat, istiharoh, berdoa agar kalo dia emang jodohku, Allah mendekatnya kepadaku dan memudahkan segala urusannya. Kalau dia bukan jodohku agar Allah segera menjauhkan dan menutup segala hubunganku dengannya...
Sampe segitunya coba....

Aku jadi mengenang semua wanita yang pernah membakar hatiku dengan cinta ataw yang mirip dengan itulah... dari Bunga tUlip, Bunga catlea, Bunga asoka, Bunga mawar, Bunga melati...apa yang salah dengan mereka? Atau mungkin dengan aku.. sebagian dari mereka aku singkirkan, sebagian menyingkirkanku...
dan aku masih punya satu bunga..Am i?

Missing (or loosing?) her n my self…[setjarik hati jang melajang bersama sang bajoe]


Belakangan ini gue ngerasa aneh. Segala yang ada disekitar gue terasa bukan gue banget. Dari musik yang gak jelas alirannya (kemana jazz yang biasa nemenin tidur gue?), ornament kamar yang garing (kemana buku-buku yang selalu memenuhi kamar gue?) keyboard computer yang berdebu (bukti kalo gak pernah dipake), cermin yang penuh catetan-catetan kecil (kok bisa itu catetan pindah dari layar komputer ke cermin…?), lantai kamar yang dekil. Sisa-sisa melankolis gue emang masih ada. Segala sesuatu yang masih bisa ditemui dikamar gue masih cukup tersusun rapi.
Lima bulan. Lima bulan sudah gue hidup di tempat mestinya bukan habitat gue. Dan gue gak menyadari itu semua. Lima bulan itu gue ngerasa seolah-olah segalanya masih berjalan normal seperti yang seharusnya. Padahal selama itu gak sampe 10 buku yang gw baca, gak satupun artikel yang gue tulis, gak satupun lagu baru di komputer gue. Film. Kemana film-film yang biasanya menemani sebagian waktu libur gue?yang sering kali jadi inspirasi tulisan-tulisan gue..
Gue tipe orang yang adaptif. Dan mungkin disitulah masalahnya. Disini, tampaknya tak banyak yang berubah dari habitat gue, dan ini membuat gue gak waspada atas segala perubahan kecil (tapi banyak) yang gue temui disini. Gue masih ngerasa sebagai gue, tapi nyatanya tidak. Makin banyak batang rokok yang gue hisap, makin banyak aktivitas sampah yang gue lakukan.
Alienasi diri. Hanya pada saat tertentu gue merasa bisa berpikir dan berasa cukup jernih untuk menyadari segala perubahan itu. Saat seperti ini. Saat jiwa ini merintih karena merasa tersisih dari raga yang terlihat tegar. Saat hati ini terasa berserakan oleh sebait lirik lagu. Lirik yang entah bagaimana mampu membangunkan gue dari masa-masa dormant yang membekukan rasa. Saat gue bisa mengamati diri gue dari luar. Saat gue bisa membebaskan emosi dan menidurkan logika, saat jari-jari gue menari diatas keyboard qwerty ini.
Teeeeet, teeeeeeeeeeeet, teeeeeeeeeeeeeeeeeeet... dan sms alert itu membuyarkan lamunan indra. “gi ngapain bro? Bisa bantu donlotin file recovery or such alike? Gw gak sengaja ngapus bbrp file penting niy.. tenkyu yes..”. ah, Bejo.., apaan lagi siy dia nih...ngerusak khayalan gw yang dah sampe level tiga. Bikin gagal naek level aja.
Hmmm, tapi biasanya kalo gw gi lil fly gini, yang muncul sms nina, dengan segala kejenakaannya yang lugu... aneh juga sebenernya, dan itu bukan sekali dua kali. Sms dia selalu muncul disaat gw ngerasa sendiri. Kenapa bukan vina coba..., secara kan ma dia gw sekarang gi berusaha menjalin relasi serius...
Serius yang gw sendiri gak tau maksudnya... Ah, udah lah... mendingan cariin file itu buat si bejo.
Kemudian indra mulai menjelajahi jejaring dunia dan komputernya sendiri.. dan dia menemukan file itu. Bukan file yang dicari bejo, tapi file yang bikin hati indra melayang ke jogja..
Evi. Yang pernah janjian ketemuan di obonk, yang sama egoisnya dengan indra. Yang kemudian dihapus nomor telponnya dari hp indra.
kalo saja setelah itu vina tak hadir dalam kedupan indra, tentu dia tidak akan secepat itu berkeputusan untuk menghentikan usahanya mengenal evi lebih dekat. Kekerasan hatinya sesungguhnya sempat membuat indra tertantang untuk mengexplore lebih jauh. Tapi seperti kata bejo, wanita selalu berusaha membuat kita kaum adam mengejarnya dan mereka yang memutuskan: terima/tolak. Tapi mereka juga bukannya tanpa kelemahan. Bejo bilang emosi adalah kuncinya. Wanita memutuskan segalanya berdasarkan emosinya. Jadi untuk mengendalikan wanita, kendalikanlah emosinya. Jangan kita yang jadi emosi gara-gara mengejar wanita. Jangan gunakan logika jika berhadapan dengan wanita, cukup gunakan setengah hati, setengah rasa dan setengah akal. [sigh] ilmu yang aneh. Bejo ini memang pandai berteori aneh. Ah, sayang gw tidak mampu (atau belum sempat mencoba?) mempraktekan ilmu bejo itu... andai saja..ah evi.. gw pernah benar-benar mengharapkan dia.. miss her.. atau seperti kata bejo: bro, lo tu gak kangen ma mereka, lo tu kangan ma diri lo ndiri, diri lo yang dulu... am i?

maggggang, manggang, muakgang.....

wake up, senen shubuh, dah shalat, dah mandi, dah siap banget buat berangkat ke kantor baru. kantor pusat, gitu mereka selalu nyebut tempat itu.sebuah gedung multilantai yang terletak di Gatsu jakarta.
sementara itu, doni yang dah mandi dari subuh duduk di depan kamarnya (yang ditempatin bareng ma suro, demi penghematan) nungguin suro yang baru mandi. satu, dua, tiga batang rokok sudah berpindah dari mulutnya ke asbak disebelahnya. dia merasakan sensasi yang berbeda tiap kali berada di tempat baru, melukan hal-hal baru, bertemu dengan orang-orang baru. kombinasi antara endorphin, serotonin, dan hormon-hormaon lain diotaknya membuatnya exited.
pagi itu, jam 06.16 doni dan suro dah nangkring di depan kos-kosan, mengamati bemo dan mikrolet yang bersliweran. mereka berdiskusi, mau naek apa biar bisa sampe ke sudirman. naek kendaraan mirip kecoa yang namanya bemo, atau naek mikrolet yang ga tau bakalan nyampe mana. kalo bemo, jelas bakalan nyampe pasar di ujung jalan kerana kemaren mereka dah sempet liat kecoa itu berbaris rapi didepan pasar. akhirnya mereka memutuskan untuk naek kecoa, kerana: doni belum pernah naek kecoa sebelumnya, suro dah pernah tapi juga dah lupa rasanya karena dah 5 tahun yang lalu, aplikasi teori ekonomika makro tentang trickle down effect dan multiplier effect (untuk lebih jelasnya bisa baca sendiri di buku teks teori ekonomi makro manapun), penumpangnya lebih dikit, lebih private dan berbagai poin lain sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan dalam diskusi tersebut. diskusi itu memakan waktu 2 menit 17 detik. dan 20 detik sejak diputuskan, terlihat seokor kecoa merayap dijalan itu. maka: suro segera mengangkat tangannya dan kecoa itupun berhenti, doni segera naik di belakang smentara suro duduk di depan, disamping pak sopir yang sedang bekerja, mengendali bemo yang beroda tiga, duk dik dak dik duk, eh suarana bukan begitu deh kayaknya..
tiga menit kemudian, kecoa itu sudah mulai bersua dengan anggota komunitas yang satu spesies dengannya, berderet-deret rapi di depan pasar. dan seperti yang selalu, tanpa aba-aba, ataupun peringatan lain, kecoa yang mereka naiki segera berbalik arah dan bergabung dengan dengan kawanannya di depan pasar itu. doni dan suro segera turun dan membayar ongkosnya ke pak sopir. 2000 rupiah per orang. dari depan pasar itu, mereka berdua, berjalan kearah jembatan penyebrangan yang merangkap jembatan ke halte bis transjakarta. dengan bersemangat dan mengikuti irama pejalan kaki yang laen, mereka berjalan melalui jembatan tersebut, melewati belokan yang turun ke halte bis transjakarta (ngga belok), terus sampai ke seberang jalan di depan kampus. sampai depan kampus, mereka berdua memperlambat tempo untuk mengatur nafas sambil belanja jendela (window shoping), yang dibeli bukan jendela, tapi pemandangan indah yang diciptakan Sang Raja dalam wujud mahasiswi nan jelita..
ga lama kemudian, mereka sampai di depan pelangi, tetap berjalan dengan tempo yang sudah kembali seirama pejalan kaki yang lain, terus berbelok kearah komdak. naik lagi ke jembatan penyebrangan, lalu lanjut ke gatsu kav.40-42. sampai situ baru jam 06.40. mereka berdua belum tau jam masuk kantor di disitu. karena secara default jam kantor mereka dimulai jam 07.00, maka mereka sudah siap untuk mulai bekerja pada jam itu. tapi, ternyata kantor itu masih sepi. baru ada satpam dan CS yang seliweran di halaman gedung. akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk menuju ke jalan di sebelah kantor yang dulu dikenal sebagai spot penjual makanan, dari gorengan, nasi kuning, ketupat sayur,bubur ayam, mie ayam, gado-gado, soto dan kawan-kawannya. sampai tempat itu, mereka berdua bingung, dari sekian banyak pedagang makanan yang mereka kenang, sekarang hanya ada satu pedagang bubur ayam, satu pedagang gorengan, dan satu pedagang mie ayam. yang laen? entah, digusur kemana..
jadilah bubur ayamn sebagai satu-satunya pilihan yang fisibel untuk sarapan. suapan terakhir bubur tersebut ditelan doni bersamaan dengan bergeraknya jarum terpendek dijam tangannya ke angka 7. smentara suro menghabiskan rokoknya, doni kemudian membayar bubur tesebut. agak kaget juga dia mendengan harga yang disebutkan mamang penjual bubur itu, kerena angkanya lebih dari dua kali harga semangkok bubur ayam di Djogja..cape deh..
lanjuttttt...

Risalah Fajar

pagi ini, aku teringat perbincanganku dengan seorang kawan. Hanya bincang-bincang tak tentu arah pada awalnya. Dari bahasan politik, tentang parpol dan pemerintahan yang panjang lebar kami bicarakan, sampai soal pengelolaan lapangan batminton di delakang rumahnya. Kawanku itu alumni jurusan ilmu pemerintahan salah satu universitas negeri yang cukup terkenal di jawa. Dulu dia aktivis pergerakan di kampus, sebagai salah satu tokoh teras organisasi mahasiswa islam dilingkungan kampus. Sering turun kejalan dia.., menyuarakan aspirasi oyot suket atas amburadulnya penyelenggaraan negara.
Sama seperti aku, dia juga bukan berasal dari keluarga berada (hal ini mungkin bisa dengan mudah disimpulkan dari kegiatan dia sebagai seorang "demonstran", seperti yang telah aku bilang sebelumnya. Karena, mana ada kaum jetset atau anak pejabat yang jadi demonstran). Dari perbincangan politik yang penuh tipu muslihat, tiba-tiba perbincangan kami berbelok ke persoalan wanita. Menurut dia (dan aku menyetujuinya), menangani wanita tak jauh beda dengan berpolitik, sama-sama rumit. Jalan pikiran wanita buat kami sama rumitnya dengan jalan pikiran pimpinan partai. Bedanya, makin tua seorang wanita, makin sederhana pola pikirnya. Sedangkan makin tua pimpinan partai makin rumit pola pikirnya, makin sulit diprediksi reaksinya atas suatu kejadian politik. (bisa dibayangkan bagaimana rumitnya jalan pikiran seorang wanita muda yang pimpinan partai...hahahaha..)
Dan kami berdua terbukti sama-sama hijau dalam dunia politik ataupun wanita. Hal ini terbukti dari kondisi kami saat perbincangan ini terjadi. malam minggu, dan kami tak punya teman kencan alias jomblo.
Kemudian pembicaraan kami berlanjut ke pertanyaan tentang hal itu. Pertanyaan mengapa kami belum laku.., sebenarnya wanita seperti apa yang aku, dia cari. Wanita seperti apa yang mau dengan manusia-manusia seperti aku dan kawanku ini. Aku merenung sebentar dan kemudian berkata:"aku sebenarnya hanya mengharapkan seorang wanita sholihah...","yang cantik, pintar, kaya atau setidaknya orangtuanya kaya.." "najisssss!!!!!, yang gitu mah semua cowok juga mau.."teriak kawanku. kemudian kami berdua tertawa-tawa. ('ahh..., apa salahnya bermimpi?'), pikirku. "kriteria lo terlalu umum bro, gak kongkrit!"kata dia. "iya juga yah..., spec itu baru nunjukin kelasnya, belom sampai spesis apalagi jenisnya..." timpalku. "jadi gimana kongkritnya?" "ya harus bisa dipersonifikasi, misalnya paras dan tubuhnya mirip maria ozawa..., hahaha". "anjir!", tapi boleh juga tu, kira-kira kalo dia pake jilbab, trus berubah status dari plat kuning ke plat item.., mantap juga kayaknya...hehehe", selaku. 'tapi bro, tampang itu sebentar juga berubah. katakan umurnya 25, dia cantik fisiknya, misalnya nilainya 9 skala 10.. lha, 25 taun lg? dah kusut lah, kondisinya gak jauh beda ma yang nilai awalnya 5.. beda dengan sifat, bawaan orok itu, sekarang pemarah, sampe mati juga pemarah.. jadi kalo aku kayaknya lebih memilih berdasarkan sifatnya..."."oh, salah lo bro, justru karena tampang, kecantikan fisik itu cepat memudar..."timpalnya, "maka harus dimaksimalkan. cari kondisi inisial yang benar-benar mantap, jangan liat kondisi akhirnya.., toh kita juga gak pernah tau bakalan sampe kondisi itu atau nggak. syapa tau baru lima taun nikah trus cerai atau meninggal..kan rugi banget kalo kondisi awalnya ancur...hehehe, belom sempet dapet enaknya dah gim over..". "bener juga lo..."sahutku.
"oke lah, terlepas dari tampang, sebenarnya lo pengen punya bini yang gimana siy bro?" Tanya dia. "yang kaya Bunga Melati lah.."aku menyebut nama satu cewek teman satu angkatan aku dan dia, yang baru saja menikah."busyet, dah bini orang itu bro..., udah lah, lupain aja dia". "susah..., ato malah gak bisa.. secara gak sadar, tiap knalan ma cw aku selalu membandingkannya dengan dia. Bunga kayak jadi benchmark abadiku untuk menilai cewek..."kataku curhat..
"trus apanya yang lo bandingkan bro? parasnya? sifatnya? pintarnya? ato 'rasanya'?"."rasanya pala lo peang!, lha gua ajah belom pernah ngrasain bunga..."timpalku, dan dia tertawa terbahak-bahak..
ok, ok, yang ini serius, kerjaanku kan susah nih, yang jelas bikin aku nomaden, sebentar-sebentar pindah, AKAP lah, antar kota antar propinsi. nah aku banyak ngliat temen-temen yang hidupnya jauh dari istri. boyong kluarga pindah itu kan ga gampang sih..palagi kalo dah punya anak yang sekolah SD ato SMP.. bukan cuma itu sih alesannya, ada juga yg jauh dari istri karena istrinya kerja juga dan gak bisa ikut pindah....(atau gak mau ikut pindah ya?) macem-macemlah sebabnya.. tapi intinya itu tadi, mereka jadi bulok, bujang lokal, punya kluarga tapi gak hidup berkluarga.. ujung-ujungnya tau kan? cewek2 lokal bagi mereka terlihat begitu menggiurkan.. yah panggilan alam untuk buka cabang, distribusi pendapatan kata mereka.. lha gimana, uang ada, nah prinsip ekonomi kan mengatakan bahwa kalo bisa kluar modal sedikit untuk mendapatkan satu kepuasan, kenapa mesti keluar modal banyak?. semurah-murahnya tiket pesawat, kalo pas wiken jatohnya lumayan juga, diatas 300an lah..., PP kan jadi 600, belom buat pernak-perniknya.. jatohnya sejuta juga.. lha duit segitu kalo buat ngerental kan dah dapet yang top. itu buat yang milih beli sate daripada miara kambing. buat yang suka miara kambing, tambahin dikit uang itu dah bisa buat beli kambing plus ongkos pemeliharaannya.." "ini yang aku gak pengen.."lanjutku..
"gak melulu kesalahan mereka juga siy.. kayak kata bang napi, kejahatan itu bukan cuma karena ada keinginan, tapi juga karena ada kesempatan. nah buat para bulok, kesempatan itu mengaga lebar.. yang tadinya gak pengen, kalo liat temen-temen yang laen gitu, lama-lama kepikiran juga..dan alami sifat manusia itu suka mencoba.. udah gitu pembenarannya, agama juga gak ngelarang kok... "gak ngelarang gimana?"sahutnya.. "gak ngelarang buka cabang..."sahutku.
"lagian kan gini, kewajiban suami kan mencari dan memberi nafkah lahir-bathin. kewajiban istri adalah melayani suami dan menjaga kehormatan dan hartanya.. nah kalo mereka hidup terpisah?
suami sudah memenuhi kewajibannya mencari nafkah lahir.., tapi kewajiban memberi nafkah bathinnya gemana? lha lantas haknya untuk dilayani istri juga gak terpenuhi...kan udah bukan rumah tangga yang baik lagi yang begitu..."lanjutku. "jadi maksud lo, lo pengen punya bini yang bisa ngikut lo kemanapun lo pergi?, tanyanya.."yaaa, gitu deh...."sahutku..
cuma ngobrol gituan doang, gak kerasa sebungkus rokok tandas oleh kita berdua.. pembicaraan yang sudah cukup lama terjadi itu terasa seperti baru semalam yang lalu dikepalaku.. masih jelas teringat, bahwa setelah berbincang tentang itu, pembicaraan berbelok tentang konsep Allah dalam Islam, konsep tauhid sesuai Syahadat dan bedanya dengan konsep tuhan, god, dalam agama lain. tentang kenapa Allah tidak dapat diterjemahkan kedalam bahasa manapun seperti tuhan, god, dan lainn-lainya.. tentang adanya konsep jamak dan jender dalam tuhan (gods, goddess) dan lain-lain tentang itu.. aku jelas mengingat, pembicaraan itu berakhir saat adzan shubuh mulai terdengar bersahutan.. dan pagi ini, selesai shalat shubuh dan tadarus, aku teringat kejadian itu dengan begitu jelasnya.. teringat bahwa aku pernah berharap untuk mendapatkan rizqi dan amanah berupa seorang istri, dan aku tak ingin tinggal terpisah dengannya...

kata orang, harapan itu doa... dan semoga saja doaku itu dijabah olehNya

the dangduters..


ini adalah gambar yang diambil oleh maman(temen kosku) dari sisi timur panggung Purawisata Djogja. momennya adalah HUT 19 Purawisata dan promnite nya temen-temen MEP 32. misi pribadiku: riset sosial tentang dangdut, kapitalisme, buruh dan kaum marginal. maunya bikin artikel dalam rangka mayday.., tapi maydaynya dah lewat, artilkelku belom jadi...:-(

mayday act

me in 24hours, thursday, mayday 08
00.00 in a deep sleep, somewhere between heaven and earth
01.00 in the same mode
02.00 waken up by the yell of my dorm soccerlover, champ league, liverpool vs chelski
03.00 among liverpudlian, bet on avram grant boyz..
04.00 where am i?
05.00 in the middle of call or being called by my dear friend Hanin. talkin bout the previous day activities, and plan for the day, the mayday.
06.00 read some hardbookz
07.00 loosin my mind on my pillow
08.00 couldnt remember
09.00 not yet awoke
10.00 wash my face, doin nature things, so hungry..
11.00 meals, @ jombor.., meats satay or so..
12.00 took my bath, dzuhr..
01.00 finish the undone blogz
02.00 still doin the typing and elses
03.00 ashr
04.00 some exercises, play mini soccer @ next lot green. 5 by 5, score 3 goals
05.00 on the game
06.00 done the maghrib
07.00 done the isya', dinner @ angkringan, 30m south of my dorm.
08.00 fallen asleep by the rain n the book
09.00 waken up, some friend drag me for the movie, forbidden kingdom, the rain still fallin, on bike to Amplaz
10.00 on the d row, in front of the scene..
11.00 still i am..., enjoyin the movie
12.00 back in my room, writing this stuff...reviewin the day..

tentang masa depan

-mungkinkah kita dapat memprediksi masa depan? atau apakah masa depan itu sesuatu yang acak dan tidak teratur? apakah segala sesuatu yang terjadi di semesta ini tidak beraturan? apakah term jawa "ndilalah" memang terjadi? kebetulankah? atau memang terencana?-

Jawaban pertanyaan tersebut pertamakali dijelaskan secara ilmiah oleh Newton memalui bahasa matematikanya dalam menjelaskan pergerakan benda-benda langit. teori gravitasi. kemudian dilanjutkan oleh Laplace dari Sorbonne yang menyatakan bahwa jika pada suatu waktu posisi dan kecepatan suatu benda diketahui, maka kecepatan dan posisi benda tersebut pada waktu yang lain dapat dihitung dan dijelaskan.. yang artinya masa depan dapat dihitung. pada kenyataannya perhitungan ini menjadi sangat rumit karena begitu banyak variabel yang terlibat. terlalu kompleks.. belum lagi adanya fenomena Chaos..yang penjelasan populernya adalah bahwa kepakan sayap kupu-kupu di Amazon dapat menjadikan badai di California dan kepakan sayap berikutnya akan membuat banjir di India..
Kalau matematika (kalkulus) dapat menjelasakan hampir sebagian besar fenomena fisika dalam tataran teori, maka bagian yang tak terjelaskan adalah milik chaos. dapat dikatakan bahwa chaos adalah pasangan dari kalkulus, pasangan serasi yang mesra dan tak terpisahkan.
Dalam ruang 2 atau 3 dimensi, chaos terwujud dalam bentuk fraktal. suatu bangun geometri komplek yang walaupun diambil satu bagian kecil sebagai sampel untuk dijelaskan tetap tidak akan mengurangi kompleksitasnya.bentuk tiap bagian pembentuknya sama dengan bentuk keseluruhan bangun tersebut; suatu bangun yang teratur dalam keacakannya atau acak dalam keteraturannya. contoh populernya adalah "Mandelbrot set". contoh alaminya adalah jagat semesta ini. bahwa galaksi dikelilingi oleh bintang, bintang dikelilingi oleh planet sampai dengan atom yang intinya adalah nukleus dan dikelilingi elektron. nulkeus sendiri terdiri atas proton dan neutron. proton dan neutron pun terdiri dari berbagi macam quark dan gluon. selanjutnya sangat mungkin bahwa quark dan gluon ini juga terdiri dari sesuatu yang lebih kecil. keseluruhan benda-benda fiskik tersebut memiliki keserupaan bentuk, dari galaksi sampai gluon...;fraktal.
Bentuk lain dari chaos adalah chaos dalam waktu. suatu sistem dinamis; sistem yang berubah seiring perubahan waktu. sistem ini terdiri dari variabel dan persamaan gerak atau persamaan dinamis. bentuk ini memiliki kondisi awal atau kondisi inisial yang selajutnya berkembang menuju tahapan kondisi berikutnya. cirikhas dari chaos dalam waktu ini adalah sensitivitas kondisi inisial. sedikit perubahan kondisi inisial akan membuat perubahan yang sangat besar pada kandisi tahap berikutnya.ini yang pertamakali di amati oleh Lorenz dalam peramalan cuaca yang selanjutnya mempopulerkan fenomena efek kupu-kupu diatas. perubahan dalam waktu ini tidak berulang, tidak periodik. terlepas dari kondisi integrabilitas. sistem yang integrabel adalah sistem multi periodik, yang kondisi berikutnya dapan dijelaskan oleh kondisi sebelumnya.contohnya adalah sisten kepler (dua benda langit yang tarik-menarik akibat gravitasi Newton) atau oscilator harmonis multidimensi atau berbagai sistem lain yang dicontohkan dalam sebagian besar buku teks fisika. suatu asumsi fisikawan bahwa alam dapat dijelaskan dengan matematika (integrabel);suatu penyederhanaan, ceteris paribus, yang berdasarkan hubungan linier. sedangkan chaos adalah kompleksitas, sistem dengan multi variabel yang masing-masing berhubungan nonlilier, interdependen, kooperasi dan kompetisi;entropi.
Kembali ke pernyataan Laplace, Heisenberg melanjutkannya, bahwa ada trade off antara posisi dan kecepatan. bahwa jika suatu benda dapat diketahui dengan pasti posisinya, maka kecepatannya menjadi tidak terjelaskan. begitupula sebaliknya. jadi hampir tidak mungkin untuk dapat mengetahui posisi dan kecepatan benda sekaligus dalam waktu bersamaan. ketidakpastian Heisenberg dalam tataran mekanika kuantum. teori ini selanjutnya dikembangkan oleh Erwin Schroedinger dan Paul Dirac. mereka menyatakan pertikel sebagai fungsi gelombang. besarnya fungsi gelombang menyatakan propabilitas posisi partikel.laju gelombang yang berubah-ubah dari satu titik ke titik berikutnya adalah proxi dari kecepatan partikel. sehingga jika fungsi gelombang pada suatu saat diketahui maka fungsi gelombang pada saat yang lain dapat ditentukan menggunakan persaaman yang dikenal sebagai persamaan Schroedinger. persamaan Schroedinger ini baru menjelaskan fungsi gelombang dari partikel, belum menjelaskan posisi dan kecepatan pertikel sehingga belum dapat menjelasakan masa depan dengan presisi yang baik. baru sebagian yang terjelaskan. bagian yang terjelaskan inipun masih memiliki kelemahan dalam hal alat penjelasnya. hal ini dibuktikan oleh Einstein dengan teori reletivitas umumnya.
Fisikawan klasik masih memisahkan dimensi ruang dan waktu sebagai entitas yang berbeda. dalam teori relativitasnya, Eintein menunjukkan bahwa ruang dan waktu tak dapat dipisahkan sehingga tak mungkin untuk dianalisis secara terpisah. bahwa ruang-waktu dapat melengkung akibat gravitasi, bagaimana gravitasi dari bintang tua yang memadat dan mengerut akibat reaksi termonuklirnya menjadi magnet yang sangat kuat hingga dapat menarik cahaya, bukan hanya membelokkannya. black hole. semua yang masuk dalam medan gravitasinya tak akan dapat melepaskan diri. Juga Stephen Hawking menyatakan bahwa ruang dan waktu berbentuk lengkung dan meiliki worm hole, lubang cacing yang menghubungkan ruang waktu yang terpisah jauh hingga menjadi dekat. tentang dimana lokasi worm hole tersebut, dunno...
Kembali ke black hole,belakangan diketahui bahwa black hole aint so black. dia tidak sehitam itu, tidak benar-benar hampa. karena ternyata bahwa di ruang yang kosong pun masih terdapat pasangan partikel dan anti parikel. segalanya berpasangan, kecuali Sang Pencipta pasangan.
Terkait dengan memprediksi masa depan, Laplace dan penganut determinisme lainnya menunjukkan adanya korespondensi antara kondisi inisial dengan kandisi akhir. adanya black hole membuyarkan gagasan itu. apapun kondisi inisialnya, jika bertemu black hole, maka hasil akhirnya akan sama, yaitu emisi black hole yang berupa partikel atau anti partikel.
Ini baru tentang memprediksi masa depan suatu partikel dalam ruang-waktu yang terkendali. belum lagi memprediksi perilaku manusia yang memiliki kehendak bebas, yang terdiri dari begitu banyak partikel... tentu kumulatif tak terjelaskannya menjadi begitu besar...
Jadi kondisi saat ini memang mempengaruhi masa depan, namun bagaimana pengaruhnya dan seberapa besar, tak dapat dijelaskan oleh manusia sebagai subyek. untuk dapat menjelaskan itu, manusia harus keluar dari sistem semesta, lepas dari hukum-hukum alam yang berlaku..lepas dari sunatullah..mungkinkah?
Keterbatasan inilah yang kemudian menjadikan terminologi jawa ndilalah ada. keterbatasan inilah yang seharusnya menyadarkan manusia bahwa sistem semesta ini dikendalikan oleh sesuatu far beyond our mind.. Allah SWT.

....dan aku masih bermimpi mereka-reka masa dapanku..., menyusun segala variabel yang dapat aku kendalikan untuk meraih mimpi itu sambil berdoa, berharap agar variabel lain yang begitu banyak dan tak dapat aku kendalikan bersinergi dengan harapanku... dan mimpi-mimpi itulah kekayaanku...

antara

20.00 sat April 12th 08
di kosan, mati lampu...
mendukung banget buat terbang melayang mengikuti isyarat hati, menjelajahi ruang waktu tiap degup jantungku.. dan selalu.. hanya satu arah rasa hatiku dapat terbang.. mengunjungi masa lalu, menggeledah memori ditiap neuron otakku...
segala sedih, bahagia, kesal, rindu, lelah, dan dia.
24 maret aku ujian tesis (yang buat aku isinya tidak lebih baik dari skripsiku dulu), alhamdulillah lancar.. dan memperoleh hasil maximal. sekitar sebulan sebelumya, aku diknalkan dengan dunia tempat kaum marginal jogja berekspresi seni. purawisata dengan konser dangdutnya setiap malam, dengan bintang tamunya stiap malam minggu: pungki juwita, tutik safira, tutik tania, puspita dewi.
20.15 kepalaku terasa pening, antara lapar karena belum makan seharian dan terpelanting karena lompatan antar lokus memori yang ku lakukan... memburu kenangan. n first thing first, cari makan..

tentang american tempe...

kenaikan harga kedelai membuat runyam pasar tempe di indonesia. masyarakat dari kelas sosial proletar (macam saya) yang relatif pas-pasan, dibuat kesulitan mengakses protein.
tempe, tahu, oncom dan derivatif lain dari kedelai memang merupakan sumber protein yang paling terjangkau masyarakat kita, juga saya (i love these foods so much..). teknologi pembuatan nya pun adalah teknologi lokal (sama sekali tidak termasuk hi-tech, karena bahkan untuk membuat tempe secara tradisional, kedelai yang telah direbus kemudian diinjak-injak.., yiieks..).
yang menjadi masalah adalah, bahwa bahan bakunya harus diimpor (dari amerika lagi..). awalnya amerika menjual kedelai nya dengan harga begitu murah sedemikian hingga lebih murah dari biaya yang diperlukan untuk menanam kedelai di indonesia. ini membuat kita lebih memilih untuk mengimpor. setelah puluhan tahun menggunakan kedelai amerika, kita menjadi kecanduan. produsen tempe beranggapan kedelai amerika menghasilkan tempe yang lebih enak, bagus, dan tahan lama (bisa jadi kerena itu adalah kedelai transgenik..).kedelai lokal, dihargai murah karena menghasilkan tempe yang versi pedagang dan produsen kualitasnya lebih jelek (ini perlu pengujian laboratorium untuk memeriksa kandungan protein, dan gizi yang lain..juga toksin nya).
candu... kedelai tentu bukan candu. namun kedelai amerika bagi lidah indonesia terasa begitu nikmat, tak tergantikan.
ketika kemudian mereka menaikkan harga kedelai, kita, tidak bisa tidak, tetap membeli kedelai dari mereka. untuk mengurangi tingginya harga, pemerintah lalu membebaskan bea masuk impor kedelai..(bego banget deh, ini kan sama ajah memberikan pajak/bea masuk tersebut secara cuma-cuma buat amerika...)
tidak ada yang berubah dengan pasar kedelai dunia, tidak ada perubahan permintaan yang drastis akan kedelai, tidak juga permintaan akan tempe.. dan amerika menaikkan harga kedelai, menguji ketergantungan indonesia akan kedelai mereka, legitimasi klaim mereka atas patent tempe.
kemudian DPR menyalahkan menteri pertanian, dianggap tidak becus bekerja dan menyarankan untuk mundur. padahal semua tau, kebijakan untuk impor kedelai in the 1st place, tentu bukan kerjaan menteri pertanian yang sekarang.
pekerjaan menteri pertanian sekarang, justru baru dimulai. bagaimana memanfaatkan tingginya harga kedelai untuk memotivasi petani agar menanam kedelai, menjadi penghasil kedelai. Bagaimana memaksa produsen tempe untuk menggunakan kedelai lokal. Memaksa dan membiasakan konsumen untuk memakan tempe berbahan kedelai lokal. tempe dan tahu asli made in indonesia..
saya yakin, rasanya tentu lebih nikmat...

atau nekat, mengimpor american soybean, membuat tempe dengan harga selangit... american tempe made in indonesia.. untuk konsumsi borjuis berlidah ndeso. buat kaum proletar, biarlah peyek lalat atau oseng-oseng coro menjadi sumber protein pengganti tempe..

rembulan merah

kamis sore, 15 muharram, rembulan mulai merekah di ufuk timur. memancarkan redup cahaya kemerahan. begitu mencerminkan gejolak hatiku yang tertahan, antara marah dan menyadari kondisi. marah karena merasa dipermainkan oleh orang yang sama, sadar mungkin dia tak bermaksud bermain-main...
orang yang tak pernah yakin atas keputusan yang telah disepakati, meragukan keputusan yang telah dibuat...
kembali merenung tentang janji....