memori pasca badai jiwa....

hatiku menangis ketika Ia menegurku dengan caraNya
marah pada diriku karena tak cukup berusaha
senyum satir menyadari segala kesalahan kecil yang tertimbun menggunung
lupa diri hingga menganggap aku adalah Aku dan menjadi sombong
merasa diri baik padahal buruk dan hina
bodoh karena tak bercermin sejarah
sisi lain hatiku mengikhlaskan
sisi gelapnya menyumpah serapah takdirNya, takdir Sang Raja Manusia...
menggugat keadilanNya yang membunuh asa egoku, menjungkar-balikkan logikaku

... dan (lagi) hidup terus berjalan, sejalan fungsi waktu yang membatasi makhluk dan Rabbnya
teguranNya adalah cambuk bagi kemalasan jiwaku yang lalai...

Syukurku atas segala tegur-sapaNya
dalam rizqi, cobaan dan azabNya
yang datang silih berganti
mengingatkan ku agar tidak makin lupa diri
tidak terbantai nafsu lawwamah ini


--kucoba kembangkan sayap Basahku
tuk terbang tinggi lagi di angkasa
melayang melukis langit merangkai awan-awan mendung... (dewa19)--

0 comments: