Missing (or loosing?) her n my self…[setjarik hati jang melajang bersama sang bajoe]


Belakangan ini gue ngerasa aneh. Segala yang ada disekitar gue terasa bukan gue banget. Dari musik yang gak jelas alirannya (kemana jazz yang biasa nemenin tidur gue?), ornament kamar yang garing (kemana buku-buku yang selalu memenuhi kamar gue?) keyboard computer yang berdebu (bukti kalo gak pernah dipake), cermin yang penuh catetan-catetan kecil (kok bisa itu catetan pindah dari layar komputer ke cermin…?), lantai kamar yang dekil. Sisa-sisa melankolis gue emang masih ada. Segala sesuatu yang masih bisa ditemui dikamar gue masih cukup tersusun rapi.
Lima bulan. Lima bulan sudah gue hidup di tempat mestinya bukan habitat gue. Dan gue gak menyadari itu semua. Lima bulan itu gue ngerasa seolah-olah segalanya masih berjalan normal seperti yang seharusnya. Padahal selama itu gak sampe 10 buku yang gw baca, gak satupun artikel yang gue tulis, gak satupun lagu baru di komputer gue. Film. Kemana film-film yang biasanya menemani sebagian waktu libur gue?yang sering kali jadi inspirasi tulisan-tulisan gue..
Gue tipe orang yang adaptif. Dan mungkin disitulah masalahnya. Disini, tampaknya tak banyak yang berubah dari habitat gue, dan ini membuat gue gak waspada atas segala perubahan kecil (tapi banyak) yang gue temui disini. Gue masih ngerasa sebagai gue, tapi nyatanya tidak. Makin banyak batang rokok yang gue hisap, makin banyak aktivitas sampah yang gue lakukan.
Alienasi diri. Hanya pada saat tertentu gue merasa bisa berpikir dan berasa cukup jernih untuk menyadari segala perubahan itu. Saat seperti ini. Saat jiwa ini merintih karena merasa tersisih dari raga yang terlihat tegar. Saat hati ini terasa berserakan oleh sebait lirik lagu. Lirik yang entah bagaimana mampu membangunkan gue dari masa-masa dormant yang membekukan rasa. Saat gue bisa mengamati diri gue dari luar. Saat gue bisa membebaskan emosi dan menidurkan logika, saat jari-jari gue menari diatas keyboard qwerty ini.
Teeeeet, teeeeeeeeeeeet, teeeeeeeeeeeeeeeeeeet... dan sms alert itu membuyarkan lamunan indra. “gi ngapain bro? Bisa bantu donlotin file recovery or such alike? Gw gak sengaja ngapus bbrp file penting niy.. tenkyu yes..”. ah, Bejo.., apaan lagi siy dia nih...ngerusak khayalan gw yang dah sampe level tiga. Bikin gagal naek level aja.
Hmmm, tapi biasanya kalo gw gi lil fly gini, yang muncul sms nina, dengan segala kejenakaannya yang lugu... aneh juga sebenernya, dan itu bukan sekali dua kali. Sms dia selalu muncul disaat gw ngerasa sendiri. Kenapa bukan vina coba..., secara kan ma dia gw sekarang gi berusaha menjalin relasi serius...
Serius yang gw sendiri gak tau maksudnya... Ah, udah lah... mendingan cariin file itu buat si bejo.
Kemudian indra mulai menjelajahi jejaring dunia dan komputernya sendiri.. dan dia menemukan file itu. Bukan file yang dicari bejo, tapi file yang bikin hati indra melayang ke jogja..
Evi. Yang pernah janjian ketemuan di obonk, yang sama egoisnya dengan indra. Yang kemudian dihapus nomor telponnya dari hp indra.
kalo saja setelah itu vina tak hadir dalam kedupan indra, tentu dia tidak akan secepat itu berkeputusan untuk menghentikan usahanya mengenal evi lebih dekat. Kekerasan hatinya sesungguhnya sempat membuat indra tertantang untuk mengexplore lebih jauh. Tapi seperti kata bejo, wanita selalu berusaha membuat kita kaum adam mengejarnya dan mereka yang memutuskan: terima/tolak. Tapi mereka juga bukannya tanpa kelemahan. Bejo bilang emosi adalah kuncinya. Wanita memutuskan segalanya berdasarkan emosinya. Jadi untuk mengendalikan wanita, kendalikanlah emosinya. Jangan kita yang jadi emosi gara-gara mengejar wanita. Jangan gunakan logika jika berhadapan dengan wanita, cukup gunakan setengah hati, setengah rasa dan setengah akal. [sigh] ilmu yang aneh. Bejo ini memang pandai berteori aneh. Ah, sayang gw tidak mampu (atau belum sempat mencoba?) mempraktekan ilmu bejo itu... andai saja..ah evi.. gw pernah benar-benar mengharapkan dia.. miss her.. atau seperti kata bejo: bro, lo tu gak kangen ma mereka, lo tu kangan ma diri lo ndiri, diri lo yang dulu... am i?

0 comments: